Senin, 07 November 2011

DELEGASI

DELEGASI






Di Susun Oleh :
KELOMPOK 2
AHYA RIZAL SK.109.009
ALMA ARGANISA SK.109.010
ANI SUMARNI SK.109.011
ANI UMAROH SK.109.012
ANIEK ANDRYANI SK.109.013
ANINDYA LATHIFAH SK.109.014
ANIS ULFA SK.109.015
DIYAH FITRIANI SK.109.048

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes KENDAL
TAHUN AKADEMIK 2010-2011
A. Pengertian Delegasi
Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu.
Ada alasan mengapa diperlukan pendelegasian, yaitu :
1. Memungkinkan atasan dapat mencapai lebih dari pada mereka menangani setiap tugas sendiri.
2. Agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien.
3. Atasan dapat memusatkan tenaga kepada suatu tugas yang lebih diprioritaskan.
4. Dapat mengembangkan keahlian bawahan sebagai suatu alat pembelajaran dari kesalahan.
5. Karena atasan tidak mempunyai kemampuan yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan.

B. Prinsip – prinsip klasik yang dapat dijadikan dasar untuk delegasi yang efektif :
1. Prinsip scalar.
2. Prinsip kesatuan perintah.
3. Tanggung jawab, wewenang, dan akuntabilitas.
Yang memungkinkan gagalnya delegasi, yaitu:
1. Atasan merasa lebih jika mereka tetap mempertahankan hak pembuatan keputusan.
2. Atasan tidak ingin ambil resiko kalau saja bawahannya salah ataupun gagal dalam menjalankan wewenangnya.
3. Atasannya kurang atau tidak percaya kepada bawahannya.
4. Atasan takut apabila seorang bawahannya melakukan tugas dengan sangat baik dan efektif, sehingga dapat mengancam posisinya sebagai atasan.
5. Bawahan tidak menerima dengan alasan dapat menambah tanggung jawab yang sudah diterima.
6. Bawahan takut tidak dapat menjalankan tugas – tugas dengan benar dan dikatakan gagal.
7. Bawahan merasa tertekan apabila dilimpahkan tanggung jawab yang lebih besar.





C. Peranan Pendelegasiaan
1. Pendukung Karier Atasan
• Kesuksesan dalam pendelegasian akan membantu seorangmiddle manajer untuk naik ke posisi selanjutnya. Sukseskarena mampu memberikan kesempatan dan kesuksesanpada karyawan dan sebaliknya.
• Peranan karyawan (Menerapkan strategi; memimpin dirinyasendiri dan kelompoknya; sumber informasi; memberiumpan balik; mitra kerja atasan)
2. Sebagai metode Pelatihan yang Efektif
• pendelegasian adalah ujian yang terbaik yang mampu mengukurtingkat kemampuan seseorang.- Pelatihan yang unik- memperluas keterampilan karyawan- Kekuatan pendorong partisipasi- Pencetus tumbuhnya inisiatif - meningkatan kepuasan kerja- Mengidentifikan berbagai kebutuhan pelatihan- Sebagai Reward

D. Profil Karakteristik Pendelegasi
a. Otoriter
Wewenang karyawan dibatasi hanya pada pengambilankeputusan dan penugasan yang rutin. Biasanya cenderungsewenang-wenang dan keras pendiriannya; menutupikelemahan dirinya dengan tidak memberikan wewenangkepada karyawan
b. Tipe Penguji
Biasanya menggunakan kalimat tanya untuk menjalankanpendelegasian dan pengembangan karyawannya
c. Bebas
Memberikan kebebasan yang besar kepada karyawan untukmelaksanakan tugas yang didelegasikannya, biasanya disertaiwewenang dan tanggung jawab penuh. Kelebihannyakaryawan cepat dalam menyelesaikan masalah dalampekerjaan, kelemahannya Karyawan sulit menerima umpanbalik untuk perbaikan kinerja


E. Prinsip-prinsip Wewenang
1. Proses pelimpahan wewenang harus mencakup 3 unsur yaitu adanya ;
a. Tugas;
b. Kekuasaan;
c. Pertanggung Jawaban.
2. Wewenang yang didelegasikan harus kepada orang yang tepat;
3. Pelimpahan wewenang harus disertai pemberian motivasi;
4. Adanya hubungan dan pengawan pada penerima pelimpahan wewenang.

F. Jenis-jenis Wewenang
1. Line authority;
Wewenang manajer yang bertanggung jawab langsung, diseluruh rantai komando organisasi, untuk mencapai sasaran organisasi.
2. Staff authority;
Wewenang kelompok individu yang menyediakan sasaran dan jasa kepada manajer lini.
3. Fungsional authority.
Wewenang anggota staff departemen untuk mengendalikan aktivitas departemen lain karena berkaitan dengan tanggung jawab staff khusus.

G. Sumber-sumber Wewenang
a. Formal authority theory (teori wewenang formal);
b. Accetence authority theory (teori penerimaan wewenang);
c. Authority ot the situation (teori wewenang situasional);
d. Positioon authority (wewenang posisi);
e. Technical authority (wewenang teknis);
f. Yuridis authority (wewenang karena hokum).
Tabel Keuntungan dan Hambatan terhadap Delegasi
Keuntungan Delegasi Hambatan Terhadap Delegasi. Semakin banyak tugas manajer yang dapat didelegasikan, semakin besar peluang mereka untuk mencari dan menerima lebih banyak tanggung jawab dari manajer tingkat yang lebih tinggi; Memperbaiki rasa percaya diri dan kemapuan untuk mengabil inisiatif dari para karyawan; Seringkali membuat keputusan menjadi lebih baik, karena karyawan memilki pandangn yang lebih jelas mengenai fakta; Mempercepat proses pembuatan keputusan. Manajer merasa dapat melakukan perkejaanya sendiri dengan lebih baik; Manajer khawatir karyawan tidak cukup mampu melakukannya; Manajer merasa perlu waktu untuk menjelaskan lagi pekerjaan yang harus dikerjakan; Manajer terlalu kacau dan tidak fleksibel untuk mendelegasikan perkejaan secara efektif;
Adanya rasa tidak tentram dan bimbang menegnai siapa yang akhirnya bertanggung jawab untuk tugas khusus.

H. Pedoman Pendelegasian Efektif
1. Prasyarat;
2. Kesediaan manajer untuk memberikan kebebasan kepada karyawanya untuk menyelesaikan tugas yang didelegasikan;
3. Komunikasi terbuka antara manajer dan karyawannya;
4. Kemampuan manajer untuk menganalisis factor-faktor seperti sasaran organisasi, persyaratan tugas, dan kemampuan karyawan.

I. Tugas Delegasi Efektif
1. Putuskan tugas mana yang dapat didelegasikan;
2. Putuskan siapa yang kan mendapat penugasan;
3. Siapkan sumber daya yang memadai untuk menalaksanan tugas yang didelegasikan;
4. Delegasikan tugas;
5. Bersiap untuk melakukan campur tangan bila perlu;
6. Tetapkan system umpan balik.

J. Proses Pendelegasian Wewenang dan Pengambilan Keputusan
Proses dasar pembuatan keputusan rasional hamper sama dengan proses perencanaan strategic formal. Ini mencakup indentifikasi dan diagnose masalah, pengumpulan dan analisa data yang relevan, pengembangan alternative-laternative, penilaian berbagai alternative penyelesaian, pemilihan alternative terbaik, implementasi keputusan dan evaluasi hasil-hasil.
Sedangkan pendelagasian menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan. Dalam pendelegasianya dapat melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan tujuan atau tugas. Dan disaat penerimaan delegasi, baik implist atau eksplisit, menimbulkan kewajiban atau tanggung jawab. Untuk menerima pendelgasian diperlukan juga pertanggungjawaban untuk hasil-hasil yang dicapai.

K. SIFAT DELEGASI
1. Pendelegasian tidak sama pada setiap tingkat hierarki organisasi. Besar kecilnya pendelegasian adalah sesuai dengan tugas, hak, wewenang, kewajiban, tanggung jawab, dan pertanggungjawaban setiap individu dalam hierarki organisasi.
2. Pendelegasian tidak dapat ditransfer dari satu tugas ke tugas yang lain dalam suatu organisasi karena satu pendelegasian berlaku untuk satu tugas saja.

L. SIKAP TERHADAP DELEGASI
Ada beberapa sikap terhadap delegasi/pendelegasian yang memiliki efek negatif ataupun positif. Sikap-sikap tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pemimpin sering tidak mendelegasikan tugas karena pelbagai alasan, yaitu pemimpin tidak tahu atau takut, dan mempertahankan status quo, serta tidak memercayai orang lain/mencurigai orang lain.
b. Pemimpin sering mendelegasikan semua tugas karena pemimpin tidak tahu ataupun ingin membebaskan diri/meringankan diri dari kewajibannya.
c. Pemimpin sering mendelegasikan sedikit tugas karena pemimpin takut atau sangat hati-hati, atau kurang/tidak percaya.
d. Pemimpin dapat dan patut mendelegasikan tugas dengan bertanggung jawab. Hal ini dapat dilakukan dengan memerhatikan beberapa faktor penting berikut ini.
1. Tugas yang tepat harus diberikan kepada orang yang tepat pula, sesuai dengan kapasitas/kompetensi yang ada padanya.
2. Tugas yang tepat yang akan didelegasikan harus sepadan dengan wewenang, hak,tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang tepat pula.
3. Memercayakan suatu tugas harus disertai perhitungan waktu yang tepat, kondisi yang tepat dalam suatu sistem manajemen terpadu yang baik.
4. Pendelegasian harus dilaksanakan dengan ekspektasi pragmatis yang didukung oleh sistem pengawasan yang baik guna menciptakan efektivitas dan efisiensi kerja serta produksi yang tinggi.
5. Pemimpin sebagai pemberi tugas harus secara konsisten memberikan dukungan penuh ("backing") kepada setiap bawahan yang menerima pendelegasian tugas darinya.


M. CARA PENDELEGASIAN
• Cara bijaksana, yaitu sikap bertanggung jawab penuh dari pemimpin dan bawahan. Pemimpin melaksanakan pendelegasian serta memberi dukungan, sementara bawahan siap serta taat kepada pemimpin dalam melaksanakan tugas/tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya.
• Cara konsistensi, yaitu sikap pasti yang terus-menerus dipertahankan oleh pemimpin dan bawahan, antara lain:
1. tetap (tidak berubah) -- berdasarkan ketentuan/polisi kerja organisasi yang berlaku;teratur (berdasarkan sasaran/kecepatan/ketertiban yang diminta) -- sesuai dengan sistem manajemen organisasi yang ada.
2. terus-menerus (mencegah/mengatasi hambatan dengan bekerja secara tetap) -- yaitu sesuai dengan tuntutan kerja dan batas waktu yang telah ditetapkan.
• Efektif dan efisien, yaitu memperhitungkan faktor kualitas dan kuantitas kerja.
• Pragmatis dan produktif, yaitu berorientasi kepada hasil atau produksi tinggi, sesuai dengan perencanaan.

N. SIKAP PEMIMPIN TERHADAP PENDELEGASIAN
Pendelegasian hanya akan berfungsi secara efektif apabila pemimpin memahami dan mengambil sikap yang tepat terhadap pendelegasian itu.
1. Pemimpin tertinggi dan yang setingkat di atas setiap bawahan bertanggung jawab penuh atas tugas yang didelegasikan dengan memberi dukungan penuh kepada bawahan dengan memenuhi apa yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas.
2. Pemimpin yang mendelegasikan tugas bertanggung jawab memberi kredit kepada setiap pelaksana tugas atas hasil kerja yang telah diperlihatkannya.
3. Pemimpin yang mendelegasikan tugas mutlak bertanggung jawab penuh atas sukses atau gagalnya suatu pelaksanaan kerja serta segala konsekuensi yang ditimbulkan oleh setiap bawahannya.



O. POLA PENDELEGASIAN
Pola pendelegasian yang membawa hasil memiliki ciri-ciri khusus yang harus dipahami oleh setiap orang. Ciri-ciri khusus tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Pendelegasian yang menghasilkan bukanlah pendelegasian pesuruh/babu "Jalankan ini, jalankan itu, lakukan ini, lakukan itu, dsb." Pendelegasian yang sebenarnya tidak berfokus pada prosedur- prosedur dan cara-cara yang digunakan, tetapi terarah kepada upaya pencapaian sasaran/target dan hasil-hasilnya. Prosedur dapat ditetapkan dalam polis/suatu ketentuan, tetapi cara/metode harus dicari sendiri dan dikembangkan oleh setiap pekerja.
2. Pendelegasian yang menghasilkan adalah pendelegasian penatalayanan, yaitu pendelegasian yang berwawasan serta bertujuan melayani.

P. Aspek-aspek pendelegasian ini dikemukakan di bawah ini.
a. Fokus pendelegasian adalah hasil kerja yang diharapkan tercapai, dalam upaya menggapai sasaran/tujuan akhir dari organisasi.
b. Pendelegasian dilaksanakan dengan sikap hormat yang didasarkan atas penghargaan dan kesadaran terhadap diri sendiri sebagai sesuatu yang "berharga", serta memerhatikan harga diri dan kehendak bebas orang lain, di mana setiap pekerja dipandang sebagai subjek, dan bukan objek kerja.
c. Pendelegasian yang menghasilkan melibatkan harapan-harapan yang meliputi bidang berikut.
• Menekankan pada tercapainya hasil-hasil yang didambakan atau diinginkan pada waktu depan yang telah ditentukan ("desired results").
a. Pendelegasian menyatakan dengan tegas tentang apa yang harus dicapai, bukan bagaimana mencapainya, di mana fokus utama diarahkan kepada hasil produksi.
b. Pendelegasian memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban membuat/memberi laporan pada awal tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk diketahui dan dievaluasi oleh pemimpin.
• Pelaksanaannya dilandasi pedoman/petunjuk ("guidelines") yang jelas, baik bagi tugas maupun pelaksana tugas. Artinya pendelegasian menyatakan pedoman-pedoman, larangan-larangan, dan batas-batas dimana seseorang harus bekerja/melakukan kewajibannya. Hal ini menolong setiap orang untuk bekerja dengan baik/patut.
• Melibatkan sumber-sumber daya ("resources") yang pasti. Pendelegasian menyatakan (disertai dengan pernyataan) akan adanya sumber-sumber daya, antara lain sumber daya manusia, keuangan, teknis, atau organisasi yang dapat dipakai seseorang untuk menyelesaikan tugas yang didelegasikan kepadanya.
• Dinyatakan dengan adanya tanggung jawab dan pertanggungjawaban ("responsibility" dan "accountability"). Pendelegasian menyatakan patokan yang akan digunakan untuk menilai hasil/prestasi akhir, yang diwujudkan dengan adanya tanggung jawab dan pertanggungjawaban kerja yang dapat dilakukan dengan membuat/memberi pelaporan pada awal tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk diketahui dan dievaluasi oleh pemimpin.
• Mempertimbangkan risiko-risiko yang akan terjadi atau ditindaki ("consequences"). Pendelegasian dapat menyatakan akibat-akibat yang akan terjadi, yang baik maupun yang tidak baik, sebagai hasil dari suatu pekerjaan atau tugas yang didelegasikan. Akibat-akibat ini dapat diukur melalui evaluasi/pengkajian yang dilakukan dengan meneliti deskripsi tugas dan hasil kerja atau produk yang telah dilakukan atau dihasilkan. Dengan menanyakan apakah semuanya ini telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan rencana, ketentuan dan prosedur, ataukah malah sebaliknya.

Q. MASALAH PENDELEGASIAN
Dalam pendelegasian, sering kali timbul masalah yang bersumber pada fakta berikut.
1. Tugas yang didelegasikan terlampau banyak, atau terlalu sedikit, yang dalam kenyataannya tidak sesuai dengan kapasitas bawahan.
2. Tidak ada pelatihan bagi tugas, baik pelatihan tugas, atau latihan di dalam tugas ("in-service training").
3. Informasi yang kabur. Yang bersumber dari pemimpin yang "kurang jelas" dalam berkomunikasi dengan para bawahan, atau gengsi dari bawahan, yang walaupun tidak memahami suatu informasi, tetapi malu untuk bertanya.
4. Komando dari atas yang datang dari dua sumber yang berbeda. Ini menciptakan kebingungan bagi dan di antara para bawahan yang dihadapkan dengan pertanyaan, "perintah yang mana yang harus dituruti?"
5. Bawahan tidak mengerti nilai dari tugas yang diinformasikan. Apakah tugas tersebut sangat mendesak karena bernilai primer atau dapat ditunda karena sifatnya yang kurang penting, dsb.
6. Harapan pemimpin yang berlebihan, tanpa mengetahui dengan jelas akan kemampuan para bawahannya dengan pasti.
7. Motivasi dan harapan para bawahan yang bersifat kompleks terhadap pemimpin, tugas, imbalan, situasi/kondisi,























DAFTAR PUSTAKA

http://satriagosatria.blogspot.com/2009/12/pengertian-delegasi.html
http://www.scribd.com/doc/52153851/3/Proses-Pelaksanaan-Delegasi
http://ely-rosnita.blogspot.com/2010/07/makalah-peranan-manajer-dalm-proses.html
http://sabda.org/lead/files/pendelegasian.htm




5 komentar:

  1. Erni purwani kel.6:
    Kenapa perlu di lakukan pendelegasian dalam suatu kegitan??? mkch,,,,,

    BalasHapus
  2. saya dewi paramitasara ingin bertanya bagaimana sikap anda sebagai kepala ruang seandainya ada seorng perawat yang seharusnya mempunyai tugas menangani hating tetapi tugas tersebut dilimpahkan kepada perawat lain tanpa alasan yang jelas??? dan hal tersebut akan menyebabkan kecemburuan tugas antara perawat2 yang lain bagaimana sikap anda untuk menanganinya????

    BalasHapus
  3. ela fatmawati kelompok 6 : bertanya, Apakah jenis - jenis wewenang ada kelebihan dan kekurangannya, jika ada/tidak tolong jelaskan?? makasih

    BalasHapus
  4. dwi muntari kel 6
    sebutkan dampak positif dan negatif dari pendelegasian!!!

    BalasHapus
  5. menurut Anda apakah semua tugas pimpinan dapat didelegasikan kepada anak buahnya? jelaskan alasannya.. terima kasih.. Ayuningtyas B.R. (klmpk 3 )

    BalasHapus